Piala Dunia Wanita 2023: Amerika tenggelam di belahan Bumi selatan

Kegagalan AS merangkai kejutan berantai sejak fase grup di Piala Dunia Putri 2023 yang digelar di Australia-Selandia Baru.

Megan Rapinoe memeluk rekan setimnya setelah kekalahan mereka. Foto FIFA

Gawang Sydney Football Stadium, Sydney, Australia, Minggu (6/8), akan selalu menghiasi sejarah kelam dalam kehidupan Megan Rapinoe. Jaring gawang itu tak pernah dia getarkan. Tendangannya melambung tinggi meleset dari sasaran di hadapan 27 ribu penonton.

Rapinoe menjadi satu dari tiga pemain AS yang gagal dalam adu penalti di 16 Besar. Kesebelasan berjuluk The Stars and Stripes ditaklukkan Swedia 4-5 setelah bermain kaca mata selama waktu normal 120 menit pertandingan.

“Jelas untuk penalti yang melenceng, ada lelucon yang memuakkan dan kelam di sana bagi saya secara pribadi. Ini bukan hari untuk kami. Itulah sisi kejam dari pertandingan yang indah ini, tetapi skuad kami sangat membanggakan. Saya pikir kami tampil hebat malam ini. Kami hanya tidak bisa menggetarkan jaring,” kata Rapinoe kepada FIFA beberapa saat setelah pertandingan.

Megan, sang megabintang tim nasional putri AS, telah meraih segalanya. Ia dianugerahi Ballon d'Or Féminin dan Pemain Terbaik Putri FIFA pada 2019. Empat kali Piala Dunia Putri dia kiprahi sejak 2011, 2015, 2019, dan terkini 2023. Ia juga memperkuat skuad Olimpiade ganda di London 2012 dan Tokyo 2020.

Tapi 10 Besar pencetak skor terbanyak AS dengan 63 gol ini tidak bugar lagi, usianya sudah merangkak senja, 38 tahun. AS bergabung di Grup E yang penuh api neraka bersama Belanda, Portugal, dan Vietnam. Megan hanya bermain 29 menit di laga awal menghadapi Vietnam, absen saat melawan Belanda, dan 29 menit lagi sebagai pengganti ketika AS bertemu Portugal.