Stadion Menteng, markas Persija yang digusur

Persija memakai Stadion Menteng atau Stadion Persija sejak 1960-an.

Suporter Persija Jakarta memberikan dukungan saat menghadapi Mitra Kukar dalam laga terakhir Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/12). /Antara Foto.

Penantian 17 tahun merengkuh gelar di kasta tertinggi sepak bola tanah air, bukan hal yang singkat bagi Persija. Terakhir, tim berjuluk Macan Kemayoran ini merengkuh juara kompetisi Liga Indonesia—saat itu namanya masih Divisi Utama—pada 2001. Kebetulan, lawan yang dikalahkan di partai puncak adalah PSM Makassar, pesaing terdekatnya di Liga 1.

Ironisnya, sebagai jawara, sepanjang musim 2018 Persija nomaden. Sejumlah stadion dipakai Persija sebagai markas, seperti Patriot Chandrabhaga, Bekasi; Stadion Pakansari, Cibinong; Stadion PTIK, Jakarta; Stadion Sultan Agung, Bantul; dan Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Stadion Gelora Bung Karno pun beberapa kali dipakai sebagai kandang.

Dahulu, Persija memakai Stadion Lebak Bulus sebagai markas mereka, sebelum stadion itu diratakan dengan tanah pada 2015 demi pembangunan megaproyek transportasi massal berbasis rel (mass rapid transit/MRT). Sebelumnya, kesebelasan oranye ini memakai Stadion Menteng selama puluhan tahun.

Dibangun arsitek Belanda

Budayawan Alwi Shahab dalam sebuah tulisannya di buku Maria van Engels: Menantu Habib Kwitang menulis, tokoh arsitek Belanda Barlage, saat bertandang ke Batavia pada 1920-an, menyebut Menteng sebagai lingkungan Eropa. Wilayah ini disebut-sebut mirip Minervalaan, kawasan elite di Amsterdam, Belanda.