Takut kalah, timnas jadi korban

Bila ditayangkan ke layar lebar, perjuangan timnas U-19 niscaya lebih pilu dari serial drama Korea.

Shin Tae-yong. foto PSSI.org

Produser film boleh mengangkat perjuangan tim nasional U-19 ke layar kaca. Tiga alur cerita berharga: Dramatis, tragis, dan heroik, semuanya terjadi.

Dramatis: timnas U-19 tak pernah kalah, paling subur gol dari enam kontestan di Grup A, namun hanya menduduki peringkat ketiga di klasemen akhir. Tragis: membantai Myanmar 5-1 di laga terakhir, tapi gagal lolos ke semifinal. Heroik: kapten kesebelasan Marcelino Ferdinan absen, penggantinya Muhammad Ferarri yang menjadi pahlawan.

Bila ditayangkan ke layar lebar, perjuangan timnas U-19 niscaya lebih pilu dari serial drama Korea. Pemeran utama dan peran pembantu sudah diketahui, apalagi tokoh utama di balik itu, netizen tahu juga.

Dari kilas balik di awal tahun ini semestinya dapat diraba akan ke mana timnas U-19 setelah mendadak ikut ke Toulon Turnament. Kaleidoskop tahun 2022 belum disusun, namun kisah ini harus diuraikan.

Shin Tae-yong mungkin takut kalah. Ia mundur dari Piala AFF U-23 2022.