Cak Imin berkukuh bidik kursi Ketua MPR 

Cak Imin tak akan menyerahkan begitu saja kursi Ketua MPR ke tangan Golkar.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (kedua kiri), Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar (kedua kanan), Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf (kanan) dan Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini (kiri) bersiap mengikuti Haul Para Pejuang NU di halaman gedung PBNU, Jakarta, Rabu (10/4). /Antara Foto

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengklaim partainya yang paling cocok untuk mendapatkan kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Menurut Muhaimin, ideologi politik PKB paling sejalan dengan fungsi MPR. 

"Dan saya sebagai kader NU (Nahdlatul Ulama), terpanggil untuk menjaga dasar pilar-pilar Undang-undang Dasar 45, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI," kata Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (20/5).

MPR, menurut Cak Imin, seharusnya menjadi penyaring, pondasi dan tameng melawan gagasan-gagasan ideologi transnasional yang membahayakan NKRI. "Dari segi background ke-NUan, dari segi track record visi kebangsaan itu menjadi lebih penting," kata dia. 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato juga mengungkapkan hasratnya untuk mendudukkan kader Golkar di kursi Ketua MPR RI. Terlebih, Golkar merupakan partai dengan raupan kursi terbanyak kedua di bawah PDI-Perjuangan.

Sesuai dengan undang-undang tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (UU MD3), jatah Ketua DPR RI jatuh ke tangan PDI-P. "Akan wajar, atas seizin Pak Muhaimin Iskandar, apabila nanti dalam pemilihan Ketua MPR, yang dipilih dalam sistem paket, paket Koalisi Indonesia Kerja, mengusung paket dengan Ketua (MPR) dari Partai Golkar," ujar Airlangga.