Caleg perempuan minim perhatian

"Banyak petahana itu yang laki-laki. Kalau tidak diberikan nomor urut satu, biasanya ngambek."

Petugas mencopot baliho calon legislatif (caleg) yang menyalahi aturan di Kelurahan Kalinyamat Wetan, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (13/2). Foto Antara

Langkah para calon anggota legislatif (caleg) perempuan menuju gedung parlemen masih terseok-seok. Segudang persoalan masih menghambat caleg perempuan. Tak heran, jumlah anggota legislatif dari kalangan kaum hawa sulit untuk ditingkatkan. 

Hal itu diungkapkan caleg Partai Gerindra Rahayu Saraswati dalam diskusi di bertajuk 'Jalan Terjal Caleg Perempuan Menuju Kursi Legislatif pada Pemilu 2019' di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Jakarta Pusat, Jumat (15/2). 

Salah satu persoalan yang membelit langkah para caleg perempuan ialah kecilnya porsi anggaran program pelatihan bacaleg perempuan di KPPPA. Menurut Rahayu, hanya sedikit bakal caleg perempuan yang bisa dilatih KPPPA setiap tahunnya.  

"Jadi anggarannya, kalau kita bilang tentang pelatihan itu sangat kecil. Hanya berapa ratus orang per tahun. Sedangkan yang maju caleg aja ada berapa. Ada 575 (caleg) dikalikan partai politik yang berhasil lolos verifikasi," sambungnya. 

Rahayu mengatakan, ia dan rekan-rekan Komisi VIII di DPR sudah memperjuangkan kenaikan anggaran tersebut. Namun, hingga kini belum membuahkan hasil.