sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Caleg perempuan minim perhatian

"Banyak petahana itu yang laki-laki. Kalau tidak diberikan nomor urut satu, biasanya ngambek."

Rakhmad Hidayatulloh Permana
Rakhmad Hidayatulloh Permana Jumat, 15 Feb 2019 20:28 WIB
Caleg perempuan minim perhatian

Langkah para calon anggota legislatif (caleg) perempuan menuju gedung parlemen masih terseok-seok. Segudang persoalan masih menghambat caleg perempuan. Tak heran, jumlah anggota legislatif dari kalangan kaum hawa sulit untuk ditingkatkan. 

Hal itu diungkapkan caleg Partai Gerindra Rahayu Saraswati dalam diskusi di bertajuk 'Jalan Terjal Caleg Perempuan Menuju Kursi Legislatif pada Pemilu 2019' di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Jakarta Pusat, Jumat (15/2). 

Salah satu persoalan yang membelit langkah para caleg perempuan ialah kecilnya porsi anggaran program pelatihan bacaleg perempuan di KPPPA. Menurut Rahayu, hanya sedikit bakal caleg perempuan yang bisa dilatih KPPPA setiap tahunnya.  

"Jadi anggarannya, kalau kita bilang tentang pelatihan itu sangat kecil. Hanya berapa ratus orang per tahun. Sedangkan yang maju caleg aja ada berapa. Ada 575 (caleg) dikalikan partai politik yang berhasil lolos verifikasi," sambungnya. 

Rahayu mengatakan, ia dan rekan-rekan Komisi VIII di DPR sudah memperjuangkan kenaikan anggaran tersebut. Namun, hingga kini belum membuahkan hasil. 

Sebagai solusi sementara, Rahayu menyarankan agar KPPPA bekerja sama dengan partai politik. "Kalau memang sangat terbatas, ayo kerja sama dengan partai. Kenapa? Karena yang melakukan rekrutmen siapa kalau mau jadi caleg?" ujarnya. 

Rahayu juga menyoroti keberpihakan parpol terhadap caleg dari kalangan laki-laki ihwal nomor urut. Menurut dia, caleg-caleg perempuan lazimnya diberikan nomor urut buntut di dapil. 

Ia mengusulkan supaya nomor urut 1 diberikan kepada setidaknya 30% caleg perempuan. "Kami mengerti banyak petahana itu yang laki-laki. Kalau tidak diberikan nomor urut satu, biasanya ngambek. Jadi sangat sulit," katanya. 

Sponsored

Tak hanya di pentas pileg saja, perempuan terpinggirkan. Menurut caleg Golkar Ratu Dian Hanifah, saat telah duduk di kursi parlemen pun produk-produk legislasi dari legislator kaum hawa juga kerap diabaikan. "Produk legislasi yang dihasilkan teman-teman perempuan kurang mendapat perhatian dari laki laki," ujarnya. 

Pada Pemilu 2014 lalu, dari total 560 kursi DPR, tercatat hanya ada 97 anggota DPR dari kalangan perempuan. Angka itu turun jika dibandingkan dengan angka jumlah legislator perempuan pada Pemilu 2009 yang mencapai 103 orang.

Berita Lainnya
×
tekid