Cari aman para kontestan di Pilpres 2019

Baik Prabowo Subianto atau Joko Widodo sama-sama memiliki catatan kurang baik soal pelanggaran HAM.

Pasangan calon capres dan cawapres ketika mengambil nomor urut di KPU./ Antara Foto

Mengenakan payung hitam, puluhan orang berkerumun di depan Gedung Komnas HAM Jakarta pada Selasa, (11/12). Mereka harap-harap cemas menanti Presiden Joko Widodo, yang pada hari itu diundang secara resmi oleh Komnas HAM dalam rangka memperingati hari HAM Internasional. 

Puluhan orang itu gabungan dari sejumlah aktivis antara lain Komisi untuk Orang Hilang (KontraS), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan elemen masyarakat sipil lainnya.

Mereka tampak membawa beberapa poster hitam bertuliskan sejumlah kasus-kasus pelanggaran HAM. Korban Peristiwa Tanjung Priok 1984, Korban Peristiwa Talangsari 1989, Korban Kerusuhan Mei 1998, Korban Penembakan Misterius 1980-an, dan Korban Tragedi 1965/1966, adalah beberapa kasus yang tertulis dalam poster-poster tersebut.

Sejumlah kalangan menyambut positif soal Jokowi yang akan mengunjungi kantor Komnas HAM. Tak terkecuali para aktivis dan keluarga korban pelanggaran HAM. Salah satunya Sumarsih, orang tua dari Benardinus Realino Norma Irawan alias Wawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas saat Tragedi Semanggi I.

Sumarsih bersama keluarga korban pelanggaran HAM lainnya menyempatkan diri ke Jalan Latuharhari No.4-B Menteng, Jakarta Pusat, berharap bertemu Presiden demi mengingatkan kasus pelanggaran HAM yang hingga kini belum juga tuntas.