Cegah hoaks jadi ladang bisnis

Pemerintah diminta serius menyikapi maraknya hoaks di tiap gelaran pemilu.

Polisi mengamankan tersangka penyebar hoaks atau berita bohong tujuh kontainer surat suara tercoblos, berinisial MIK (tengah) seusai konferensi pers terkait penangkapan pelaku di Polda Metro Jaya, Jumat (11/1). Foto Antara

Maraknya hoaks menjelang pemilu perlu disikapi serius oleh pemerintah. Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Politik Institut (IPI) Karyono Wibowo, hoaks perlu dilawan secara komprehensif. Ia khawatir, hoaks 'dibudayakan' menjadi alat memenangi kontestasi elektoral. 

"Hoaks kini mungkin sudah menjadi ladang bisnis bagi kepentingan politik. Kalau ini tak ditahan, wah kacau. Nanti akan ada orang yang menang (pemilu) itu menggunakan hoaks. Ini nanti bisa bermunculan PT (perseroan terbatas) atau jasa hoaks," ujar Karyono dalam sebuah diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (11/1). 

Publik sempat dihebohkan dengan desas-desus mengenai adanya tujuh kontainer yang memuat surat suara yang telah dicoblos pada kolom Jokowi-Ma'ruf, Rabu (2/1). Desas-desus itu kian menyebar lewat cuitan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief di Twitter. 

Setelah ditelusuri, ternyata desas-desus itu kabar bohong alias hoaks. Meskipun Andi membantah berniat menyebar hoaks, menurut Karyono, hoaks tersebut didesain untuk menguntungkan salah satu kubu di Pilpres 2019. "Itu jelas tak mungkin pihak petahana," cetusnya. 

Menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) ada 9 hoaks yang beredar di masyarakat sejak awal tahun. Selain hoaks surat suara tercoblos, kabar kediaman Andi Arief digeruduk aparat keamanan juga masuk dalam kategori hoaks.