Dua alasan yang mengerek suara Prabowo mengungguli Jokowi di Sumsel

Jokowi dianggap gagal mengangkat harga komoditas karet, sawit dan lainnya.

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, ketika mendeklarasikan kemenangan Pilpres 2019. Antara Foto

Kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Provinsi Sumatera Selatan terdorong oleh dua alasan, yakni isu harga karet dan populisme Islam. Demikian dikatakan pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Center for Democracy and Civilization Studies (CDCS) Alip Dian Pratama.

“Masyarakat di Sumsel mayoritas bekerja di bidang agraris. Jadi, ketika Jokowi dianggap gagal mengangkat harga komoditas karet, sawit dan lainnya, maka masyarakat memberikan sanksi dengan mengumpulkan suara ke Prabowo,” kata Alip di Palembang.

Sedangkan faktor populisme Islam mulai merembet ke Sumsel sejak muncul aksi 212 dan 411 di Jakarta. Kemudian terus berlanjut hingga Pilpres 2019 terutama di Kota Palembang dengan dorongan tokoh-tokoh agama.

“Bisa dilihat ketika kampanye Jokowi dan Prabowo di Palembang, nampak perbedaannya secara kuantitas sangat jauh,” ujarnya.

Selain itu, faktor dukungan kepala daerah yang mayoritas mendukung Jokowi juga dianggap belum bisa mendongkrak perolehan suara paslon 01. Sebab, para kepala daerah tersebut disinyalir lebih fokus membesarkan suara partai dibandingkan mengoptimalkan dukungan capres.