Kampanye akbar cuma soal gengsi, bukan diinginkan rakyat

Rapat akbar atau kampanye terbuka pasangan calon tak akan memiliki efek signifikan terhadap elektoral paslon.

Pendukung pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengikuti kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Antara Foto

Kampanye akbar yang dilakukan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden dinilai semata-mata hanya soal gengsi. Namun, ternyata itu bukanlah hal yang diinginkan oleh masyarakat. Karena itu, kegiatan kampanye akbar belum tentu menarik masyarakat untuk menentukan pilihannya. 

Direktur Ekstekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan rapat akbar atau kampanye terbuka pasangan calon tak akan memiliki efek signifikan terhadap elektoral paslon. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya, publik lebih menginginkan interaksi tatap muka terhadap pasangan calon ketimbang dikerahkan untuk menghadiri kampenye terbuka.

“Dari survei kami, sebanyak 36,7% menginginkan dialog tatap muka interaktif dengan kandidat. Sementara rapat akbar dengan pengerahan massa itu efektivitasnya hanya 13,9%,” kata Pangi dalam paparannya di Cikini, Jakarta pada Selasa, (9/4).

Pangi mengatakan, rapat akbar alias kampanye terbuka tak lebih dari soal gengsi antara masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk menunjukan kekuatannya terhadap lawannya, sehingga seolah terlihat lebih garang.

"Jadi sebetulnya hanya soal mental bertarung saja. Kita lihat nanti kampanye Pak Jokowi di tanggal 13 April nanti, apakah akan lebih besar, karena itu show dan gengsi, manakah yang lebih bisa memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno," ucap Pangi.