Kejanggalan debat kedua pilpres versi BPN

Menurut Habiburokhman, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, kerap dirugikan saat debat kedua pilpres. 

Capres 01, Joko Widodo dan Capres 02, Prabowo Subianto, berjalan berdampingan sebelum debat dimulai. Antara Foto

Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Habiburokhman, merasa ada kejanggalan dalam debat kedua pilpres yang berlangsung pada Minggu (17/2) di Hotel Sultan, Jakarta. Dalam debat tersebut, menurut Habiburokhman, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, kerap dirugikan. 

Habiburokhman menjelaskan, kerugian yang diterima Prabowo ketika debat berlangsung yakni terkait pernyataan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, yang disebutnya menyerang pribadi Prabowo ketika berdebat soal penguasaan lahan. 

Selain itu, ada juga hal lain di antaranya jumlah pendukung petahana yang dirasa sangat mendominasi ruangan debat, speaker Prabowo yang terdengar sangat kecil dan sorotan kamera yang dirasa BPN lebih banyak ke Joko Widodo.

“Jadi, kami merasa ada kejanggalan ketika speaker Prabowo kecil suaranya. Kemudian, kamera yang hanya ada di sisi sebelah hanya bisa mengcover pendukung Pak Jokowi. Kita gak ke cover. Yang ketiga saya merasa jumlah pendukung Jokowi lebih banyak dari pada kami,” kata Habiburokhman di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (20/2).

Dari beberapa kejanggalan tersebut, Habiburokhman mengatakan, pihaknya sempat berpikir ingin protes kepada KPU. Namun, urung dilakukan karena takut mengganggu jalannya debat kedua pilpres tersebut. Tapi setelah melihat pernyataan Jokowi soal tanah yang dikuasai Prabowo di Aceh dan Kalimantan Selatan, pihaknya tak lagi bisa tinggal diam.