Kenangan manis PPP dalam Pemilu 1977

Pada Pemilu 1977, suara PPP naik di berbagai daerah, mengalahkan Golkar, terutama di Aceh dan Jakarta.

Kampanye Partai Persatuan Pembangunan pada 4 April 1997. /B.J. Habibie: 72 Days as Vice President/commons.wikimedia.org.

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1999, partai-partai Islam mengalami kekalahan telak. Hanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mampu meraih suara signifikan.

Menurut buku Pemilu Indonesia dalam Angka dan Fakta tahun 1955-1999 (2000) yang diterbitkan Biro Humas Komisi Pemilihan Umum, PPP berhasil berada di posisi kedua di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dengan perolehan 11.329.905 suara.

Peneliti politik Islam dari Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) Riza Sihbudi dalam artikel “Kegagalan Islam Politik” di buku Mengapa Partai Islam Kalah? (2002) menulis, selain masalah korupsi, kekalahan partai-partai Islam dalam pemilu usai reformasi 1998 itu disebabkan ketidakmampuan para pemuka gerakan Islam politik dalam menawarkan gagasan-gagasan alternatif yang konkret di bidang ekonomi, dan cenderung defensif terhadap ide-ide Barat.

“Islam politik akan meraih kemenangan jika pemilu sungguh-sungguh demokratis tidak terbukti sama sekali,” tulis Riza.

Akan tetapi, PPP yang menargetkan kenaikan perolehan suara dalam Pemilu 2019, dengan menggarap para pemilih Islam konservatif, tampak berat. Sebab, partai berlambang Kakbah itu terkendala masalah internal dan kekurangan tokoh karismatik.