Partai politik disebut penyebab biaya pilkada jadi tinggi 

Adanya money politic atau vote buying dalam pilkada disebabkan karena oligarki partai politik (parpol).

Surat suara pilkada. Antara Foto

Peneliti dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, mengatakan tingginya biaya
pemilihan kepala daerah atau pilkada karena masih maraknya praktik politik uang (money politic) atau vote buying dalam gelaran pilkada. 

Menurut dia, adanya money politic atau vote buying dalam pilkada disebabkan karena oligarki partai politik (parpol). Dari hasil penelitian, setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan kandidat yang maju harus merogoh cukup banyak demi menjadi kepala daerah.

“Biayanya (pilkada) menjadi mahal karena masih ada tradisi di partai. Pertama, karena ada tradisi mahar di sejumlah partai politik. Kedua, karena suplai kandidat dari partai yang mencalonkan diri tidak cukup baik yang ditawarkan ke publik,” kata Saidiman di Jakarta, Rabu (4/12).

Karena biaya politik yang tinggi itulah, seolah menjadi pembenaran mengembalikan pilkada menjadi tidak langsung atau dipilih oleh anggota DPRD. Menurut Saidiman, argumentasi demikian tidak tepat dan dianggap bukan alasan kuat.

Pasalnya, kata dia, dalam praktiknya politik uang hanya menyasar kepada konstituen para calon, bukan kepada pemilih yang belum menentukan pilihannya. Itu karena para pelaku sangat berhati-hati. Apabila melakukan praktik money politic di luar konstituennya bukan tidak mungkin tindakan ilegal itu malah terbongkar.