Pemilu 2019, ada upaya mengembalikan kejayaan Orde Baru 

Masyarakat diminta agar lebih bijak dan rasional dalam memilih kandidat pada Pilpres 2019.

Pekerja menyegel kotak suara saat memasukkan logistik tambahan. Antara Foto

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia, Boni Hargens, mengungkapkan pemilihan umum atau Pemilu 2019 berbeda dari sebelumnya. Pemilu kali ini bukan sekadar pemilihan, tapi sebuah pertarungan demokrasi yang akan menentukan arah Indonesia ke depan. Sebab, ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengembalikan kejayaan rezim Orde Baru jika salah satu kandidat menang dalam pemilu. 

“Setelah 1998, perdebatan terbesar kita adalah Indonesia mau dibawa kemana? Kita sudah sukses membangun demokrasi, munculnya kekuatan- kekuatan masyarakat sipil, media yang bebas. Tapi saat ini kita dihadapkan pada suatu fenomena munculnya kekuatan-kekuatan politik yang kembali mengimajinasi kebesaran Orde Baru,” kata Boni di Jakarta pada Senin, (15/4).

Karena itu, Boni kembali mengingatkan kepada masyarakat agar lebih bijak dan rasional dalam memilih kandidat pilpres kali ini. Menurutnya, untuk menjadikan Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar dan terus maju ada di tangan rakyat Indonesia sendiri.

“Jadi, pilihan bangsa Indonesia apakah dikendalikan oleh kekuatan yang mau membesarkan lagi Orde Baru atau kita mau pembangunan dan proses berbangsa dan bernegara ini terus maju ke depan menjadi sebuah bangsa yang besar," ucapnya.

Selian itu, ia juga meminta kepada pemilih agar berhati-hati dengan sentimen yang kerap dimunculkan jelang pemilihan pada 17 April 2019 mendatang. Sebab, sentimen yang muncul kerap berpotensi memecah belah bangsa.