Pilih golput karena tangan kotor para kandidat

Kedua kandidat dinilai tak punya komitmen kuat dalam menegakkan hak asasi manusia.

Warga melintas di depan mural tentang pemilu 2019 di Pasar baru Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (6/3). /Antara Foto

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat Ricky Gunawan menegaskan ia dan sejumlah rekannya tidak akan mencoblos pada Pilpres 2019. Menurut Ricky, ia memilih golput karena para calon presiden yang berlaga kali ini memiliki komitmen yang lemah dalam menegakkan hak asasi manusia (HAM). 

Komitmen Joko Widodo (Jokowi) misalnya. Ricky mengatakan, hingga kini Jokowi menolak menghapuskan hukuman mati. Di era Jokowi pulalah sebanyak 18 terpidana mati dieksekusi. Menurut Ricky, angka eksekusi itu memecahkan rekor. 

"Kita dihadapkan satu figur yang tangannya kotor yang satu juga tidak bersih. Jadi, tidak mengherankan itu golput. Eksekusi hukuman mati juga menyumbang timbulnya golput itu," kata Ricky di Kantor Amnesty International Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4).

Dari sisi kinerja pemerintah, Ricky mengapresiasi langkah diplomatik Jokowi untuk membebaskan warga negara Indonesia (WNI) dari ancaman hukuman mati di luar negeri. 

Namun demikian, ia menilai komitmen penegakkan HAM di dalam negeri terlihat lemah. "Keberhasilan diplomasi itu tidak diiringi dengan politik domestik. Jadi, seolah-olah diplomasi itu tampak seperti hipokrit," kata Ricky.