Politik hoaks tak signifikan gerus elektabilitas

Elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf yang unggul jauh ketimbang Prabowo-Sandi sulit digerus semata oleh hoaks.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kedua kanan), Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi (kanan), moderator Muhammad Dahlan (kedua kiri) dan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Kuskridho Ambardi (kiri) berbicara dalam rilis hasil survei mengenai Media Sosial, Hoaks, dan Sikap Partisan Dalam Pilpres 2019, di Jakarta, Selasa (8/1). Foto Antara

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristianto mengapresiasi hasil survei yang baru dirilis Indikator Politik Indonesia. Menurut Hasto, hasil survei itu menunjukkan bahwa politik hoaks tak efektif digunakan di pentas Pilpres 2019.  

"Hal positif dari survei tersebut semakin memerkuat dalil pokok strategi kami bahwa rakyat menghargai pemikiran dan tindakan positif. Rakyat lebih mengapresiasi politik santun dan rakyat berpikir kritis serta jernih, dan tidak terpengaruh hoaks," kata Hasto dalam siaran pers yang diterima Alinea.id di Jakarta, Rabu (9/1).

Berdasarkan hasil survei Indikator yang digelar pada periode 6-16 Desember 2018 dengan melibatkan 1.220 responden, pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) Jokowi-KH Maruf Amin dipilih 54,9% responden. Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandi hanya 34.8%.

Dalam surveinya, Indikator merekam pengetahuan publik terhadap isu-isu personal yang menyerang kedua kandidat capres. Jokowi misalnya kerap diisukan memiliki orang tua beragama Kristen, beretnis China dan dituding simpatisan PKI. 

Dari hasil survei, sebanyak 80% responden mengaku tidak mengetahui isu Jokowi dikabarkan memiliki orangtua bergama Kristen dan 57% mengatakan tidak percaya. Namun, masih ada sebanyak 20% warga yang tahu dan percaya Jokowi lahir dari orangtua beragama Kristen.