Politik sindiran jelang pencoblosan

Saling sindir politikus jelang pemilihan makin santer. Tak hanya di panggung kampanye, tapi juga di media sosial.

PSI memberikan penghargaan khusus bagi Prabowo, Sandiaga Uno, dan Andi Arief sebagai penyebar hoaks 2019 di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Jumat (4/1). / (Foto: Rakhmad Hidayatulloh/Alinea.id)

Pada 12 Januari 2019, sejumlah alumni Universitas Indonesia (UI), yang berkumpul di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, mendeklarasikan dukungan kepada calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.

Ketika berbicara di atas panggung, Jokowi sempat mengungkapkan pengalamannya memimpin dari tingkat kota hingga negara. Dia berkisah, pengalamannya memenangkan pemilihan kepala daerah Solo pada 2005.

“Saat itu, saya banyak terkaget-kaget, karena belum memiliki pengalaman pemerintahan. Itu yang saya sampaikan, diperlukan pengalaman memerintah. Apalagi untuk Indonesia yang besar ini. Jangan coba-coba dong,” kata Jokowi, Sabtu (12/1).

Pernyataan Jokowi itu seolah-olah menyindir Prabowo Subianto, yang menjadi lawannya dalam Pilpres 2019. Selang sehari kemudian, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno memberi tanggapan. Dia berujar, sangat aneh bila ada pernyataan tidak boleh mencalonkan diri kalau belum memimpin negara.

Saling serang