PPP targetkan dukungan 80 persen

Besarnya jumlah 'pembelot' di kubu PPP karena terpengaruh efek Pilpres 2014.

Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kanan) didampingi Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo Nelson Pomalingo (kedua kanan) dan mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad (kiri) menghadiri peringatan Hari Lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-46 di GOR David Tonny, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (22/1). Foto Antara

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang 'menetapkan' PPP sebagai parpol di barisan petahana yang konstituennya paling banyak membelot ke kubu Prabowo-Sandi (split-ticket voters). 

Menurut Arsul, hal itu terbilang wajar. Pasalnya, PPP tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) di Pilpres 2014 lalu. KMP merupakan gabungan parpol yang mengusung pasangan Prabowo-Hatta. Meskipun kalah di Pilpres 2014, KMP tidak serta merta bubar dan sukses menempatkan kader-kadernya di posisi kunci di DPR RI. 

"Jadi kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja. Terutama untuk PPP dan Golkar karena memang ada shifting position dari yang awalnya ke Pak Prabowo lalu kemudian kepada Pak Jokowi," ujarnya di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1).

Dalam survei yang dirilis Rabu (23/1) lalu itu, IPI menemukan para 'pembelot' yang mendukung pasangan Prabowo-Ma'ruf di PPP jumlahnya mencapai 43,2%. Konstituen PPP yang segaris dengan arah kebijakan partai mendukung Jokowi-Ma'ruf sebanyak 53,7%. 

Untuk mengurangi jumlah para pembelot ini, Arsul mengatakan, PPP tak tinggal diam. Selama beberapa pekan terakhir, Ketua Umum PPP Rommahurmuziy sibuk berkeliling ke daerah-daerah basis PPP untuk menyuarakan kebijakan partai.