Rekonsiliasi dengan kubu 01 dinilai terlalu dini

Penolakan rekonsiliasi yang dilakukan kubu Prabowo-Sandi dinilai sebagai cara untuk menaikkan posisi tawar

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) bersama Cawapres Sandiaga Uno dan petinggi partai pendukung mengangkat tangan saat mendeklarasikan kemenangannya. Antara Foto

Direktur Populi Center, Usep S Ahyar, menilai sikap yang diambil kubu 02 dengan menolak ajakan rekonsiliasi terhadap kubu 01 merupakan sebuah strategi. Bagi kubu 02, kata Usep, rekonsiliasi pada saat ini dianggap masih terlalu pagi. 

Menurutnya, penolakan rekonsiliasi tersebut merupakan strategi Prabowo-Sandi untuk meningkatkan posisi tawar terhadap Jokowi-Ma’ruf. 

“Kalau menerima nanti suasananya jadi anti klimaks. Semakin menolak rekonsiliasi justru menambah posisi tawar. Belum saatnya untuk menerima, ini terlalu pagi,” kata Usep kepada Alinea.id di Jakarta, Jumat (26/4). 

Koordinator Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, membeberkan alasan pihaknya menolak ajakan rekonsiliasi di akun media sosial Twitter miliknya, @dahnilanzar. Menurutnya, rekonsiliasi perlu jika memang ada konflik.

“Ajakan rekonsiliasi nasional, oleh orang-orang seolah netral, agaknya berlebihan. Rekonsiliasi dilakukan kalau ada konflik. Ini tidak ada konflik antara Pak @prabowo dan Pak @jokowi atau antara BPN dengan TKN. Yang ada adalah kompetisi yang masih berlangsung. Jadi, stop menebar seolah ada konflik," tulis Dahnil.