Tenggelamnya visi maritim Jokowi 

Realisasi visi maritim Jokowi jauh panggang dari api.

Wisatawan berfoto di monument Kapal MV Viking di Pantai Putih Pangandaran, Jawa Barat, Senin (31/12/2018). Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadikan bangkai kapal MV Viking sebagai monumen pemberantasan illegal fishing untuk membuktikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memberantas pencurian ikan di perairan Indonesia serta menjadi negara paling tegas terhadap kapal pencuri ikan ditambah sebagai destinasi wisata. Foto Antara

Tepat di penghujung tahun 2018, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah 'misuh-misuh' di akun instagram pribadinya @Fahrihamzah. Di salah satu unggahan di akunnya hari itu, Fahri mengaku baru saja mendapatkan dokumen visi misi kedua pasang capres-cawapres. 

Usai mempelajarinya, Fahri kecewa. Ia menyebut visi misi keduanya tak jauh berbeda. Juga nir terobosan. Khusus untuk Jokowi, ia mengkritik hilangnya konsep Nawacita. "Sementara konsep maritim juga hilang dan hampir tidak disebut sama sekali," ujar Fahri. 

Dalam dokumen visi misi Jokowi yang diterima Alinea.id, tak ada lagi Nawacita. Visi maritim yang dulu sempat jadi buah bibir berbulan-bulan pasca-Pilpres 2014 pun hanya sedikit diulas di dokumen setebal 35 halaman itu. 

Di dokumen visi misi itu, Jokowi-Ma'ruf hanya menyebut bakal 'memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di antara dua samudera dan dua benua melalui diplomasi maritim dalam forum IORA maupun Indo-Pasifik.' 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan, visi maritim memang tak lagi seksi. "Dengan adanya Kemenko Maritim mungkin sudah dianggap selesai dan maka bisa saja isu terkait kemaritiman tidak lagi ditonjolkan," ujar Ujang kepada Alinea.id di Jakarta, Rabu (9/1).