Pada saat yang sama, tarif "timbal balik" 25% yang diancam oleh Presiden AS Donald Trump telah menambah lingkungan yang tidak dapat diprediksi.
Di tengah kekacauan politik di dalam negeri dan ketidakpastian global seputar skema tarif Trump, ekonomi Korea Selatan secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini, kata bank sentral negara itu pada Kamis.
Negara dengan kekuatan ekspor Asia itu mengalami penurunan produk domestik bruto pada kuartal pertama sebesar 0,2% dari kuartal sebelumnya, menurut data awal yang dirilis oleh Bank of Korea. PDB turun 0,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dalam perkiraan yang dikeluarkan pada bulan Februari, BOK telah memproyeksikan ekonomi akan tumbuh sebesar 0,2% pada kuartal pertama.
Penurunan ini terjadi di tengah kekacauan politik selama berbulan-bulan yang dipicu oleh pernyataan darurat militer yang mengejutkan dari mantan Presiden Yoon Suk Yeol pada bulan Desember. Ia dimakzulkan dan akhirnya dicopot dari jabatannya oleh Mahkamah Konstitusi awal bulan ini dalam proses berlarut-larut yang mempertajam perpecahan politik di negara tersebut dan melemahkan kepercayaan konsumen.
Negara ini terus menghadapi kekosongan kepemimpinan hingga pemilihan umum dadakan diadakan pada tanggal 3 Juni, dengan tokoh oposisi liberal Lee Jae-myung dipandang sebagai favorit berat.