Seberapa dekat Indonesia dengan energi nuklir?
Presiden Rusia Vladimir Putin blak-blakan menawarkan kerja sama di bidang teknologi nuklir kepada Indonesia. Selain yang di belakang layar, tawaran itu ia sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto dalam jumpa pers bersama di Istana Konstantinovskiy, St. Petersburg, Rusia, beberapa hari lalu.
"Kami juga berkeinginan untuk merealisasikan proyek nuklir di bidang damai, termasuk bidang kesehatan, pertanian, dan pelatihan staf," kata Putin di hadapan awak media.
Jika proposal itu diterima Prabowo, Rusia bakal menunjuk Rosatom State Atomic Energy Corporation untuk mengeksekusi pembangunan PLTN di Indonesia. Saat ini, Rosatom sudah punya kontrak membangun PLTN di sejumlah negara di Asia, semisal India dan Vietnam.
Tawaran dari Putin datang setelah ramai diberitakan temuan potensi uranium sebesar 24.112 ton di Melawi, Kalimantan Barat. Bahan baku nuklir tersebut disebutkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 yang dirilis, bulan ini.
Mantan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan temuan uranium di Melawi merupakan hasil eksplorasi BATAN sejak 1970-an hingga 2021. Bongkahan uranium di Melawi saat ini baru sebatas potensi.