Aktivis 98 ingin dapat pos di kabinet presiden terpilih

Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) merasa layak mengisi jabatan strategis dalam struktural kabinet presiden terpilih.

Diskusi bertajuk "Sudah Siapkah 98 Menjaga Pemerintahan dan Demokrasi Dari Dalam?" di Graha Pena 98, Jakarta Selatan, Jumat (3/5).

Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) merasa layak mengisi jabatan strategis dalam struktural kabinet presiden terpilih.

Aktivis Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Famred) Wahab Talohu meminta kepada pemerintahan yang akan datang untuk tidak menempatkan orang yang mempunyai rekam jejak buruk dalam kabinet kerja. Pasalnya, hal itu akan mencederai tujuan dari agenda reformasi.

"Kabinet jangan lagi dibebankan dengan masa lalu, orang yang punya masa lalu kelam seperti korupsi, dan pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) sudah tidak ada lagi di situ. Ya termasuk pak Wiranto," kata Wahab, dalam diskusi bertajuk "Sudah Siapkah 98 Menjaga Pemerintahan dan Demokrasi Dari Dalam?" di Graha Pena 98, Jakarta Selatan, Jumat (3/5).

Menurut Wahab, orang yang mempunyai integritas dan kapasitas energi yang cukup, harus dapat mengisi kursi di pemerintahan mendatang. Karena itu, para aktivis 98 dinilai tepat untuk mengisi tampuk jabatan strategis di badan tertinggi yang mengatur negara.

"Semangat kami aktivis 98 untuk masuk kekuasaan, pengawalan pemerintahan dari dalam tujuannya untuk memastikan agenda reformasi yang mungkin belum terselesaikan oleh Jokowi-Jusuf Kalla, kehadiran aktivis 98 dalam kabinet ini menjadi solusi. Karena kami akan mengawal dan memastikan agenda reformasi tersebut," kata Wahab.