Baliho-baliho PSI menjamur di berbagai daerah. Apa yang sedang disasar PSI dengan operasi baliho ini?
Di sebelah kanan baliho, Kaesang Pangarep tersenyum tipis. Di sebelah kiri, Presiden Joko Widodo (Jokowi), ayahanda Kaesang, tersenyum lebih lebar hingga memamerkan deretan gigi. "Generasi Optim15" tertulis di bagian bawah. Lima belas adalah nomor urut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024.
Begitulah penampakan sebuah baliho PSI yang terpacak di salah satu sudut di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (17/11). Baliho-baliho parpol yang kini dipimpin Kaesang itu berderet renggang semenjak Kalideres hingga Grogol. Ada belasan baliho dengan beragam desain ciamik.
Junet, 47, seorang montir di sebuah bengkel di Kalideres, menyebut baliho-baliho PSI mulai menjamur setelah Mahkamah Konstitusi (MK) merilis putusan nomor 90/PUU-XXI/2023, Oktober lalu. Putusan itu merevisi syarat usia bagi calon capres-cawapres yang tertuang dalam UU Pemilu.
Dalam putusannya, MK membolehkan calon yang belum berusia 40 tahun untuk berkompetisi menjadi capres dan cawapres. Syaratnya, sang calon harus pernah dipilih atau menjabat menjadi kepala daerah. Saat putusan itu diketok Ketua MK Anwar Usman, Gibran masih berusia 36 tahun. Anwar ialah besan Jokowi alias paman Gibran. Kaesang adalah adik Gibran.
Salah satu baliho PSI berdiri tegak tak jauh dari bengkel tempat Junet bekerja. "Dua hari setelah itu (putusan MK), ada baliho ini," ucap Junet saat berbincang dengan Alinea.id.