Formappi: Puan hanya titipan, kinerja DPR diprediksi jeblok

Formappi menyoroti kesamaan perilaku antara anggota DPR periode sekarang dengan periode sebelumnya.

Ketua DPR periode 2019-2024 Puan Maharani (kanan) mengacungkan palu disaksikan Wakil Ketua M Aziz Syamsuddin (kiri), Sufmi Dasco Ahmad (kedua kiri), Rahmad Gobel (ketiga kiri), dan Muhaimin Iskandar (keempat kiri) usai pelantikan dalam Rapat Paripurna ke-2 Masa Persidangan I Tahun 2019-2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10). /Antara Foto

Kinerja awal Puan Maharani sebagai Ketua DPR periode 2019-2024 dikritik Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formmapi). Peneliti Formmapi Lucius Karus menilai, sejauh ini Puan hanya terkesan sebagai perwakilan partai, bukan pimpinan anggota DPR. 

Hal itu, lanjut Lucius, setidaknya terlihat dari belum munculnya gagasan besar Puan untuk membenahi kinerja parlemen yang buruk selama ini. Apalagi, hingga kini DPR di bawah Puan praktis belum bekerja sama sekali. 

"Mestinya ada info dari Puan ke fraksi-fraksi, misalnya memikirkan rancangan undang-undang mana yang paling prioritas. Tapi, ini mengandaikan bahwa pimpinan perlu berpikir dengan jangkauan yang luas. Tapi, (pimpinan) yang sekarang kelihatan hanya menjalankan perintah partai, kan susah," kata Lucius di kantor Formmapi, Jalan Matraman Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

Pimpinan DPR saat ini masih membahas Alat Kelengkapan Dewan (AKD) untuk menetukan penguasa komisi-komisi dan anggota-anggotanya. Mereka baru mulai bekerja setelah Jokowi dilantik pada 20 Oktober. 

Menurut Lucius, kendala pembahasan AKD yang lama tidak dijadikan alasan untuk tidak bekerja. "Itu yang kita sesalkan. Mereka mengangggur selama 20 hari untuk apa itu? Padahal, tinggal 10 hari setelah tanggal 20 pelantikan Jokowi itu kan dapat gaji," ujar dia.