Nasib Golkar usai kadernya terseret korupsi PLTU Riau

Korupsi PLTU Riau-1 menyeret Eni Maulani Saragih dan Idrus Marham hingga aliran dana ke Partai Golkar. Bagaimana nasib Golkar?

Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus (tengah) didampingi Koordinator Bidang Pemenangan Pemillu Wilayah Indonesia Timur DPP Golkar Melchias Markus Mekeng (kanan) menyerahkan berkas pengajuan bakal calon anggota DPR kepada Ketua KPU Arief Budiman (kiri) di kantor KPU, Jakarta, Selasa (17/7). / Antara Foto

Korupsi PLTU Riau-1 menyeret Eni Maulani Saragih dan Idrus Marham hingga aliran dana ke Partai Golkar. 

Setelah tersangka kasus dugaan suap PLTU Riau-1 Eni Maulani Saragih membenarkan adanya aliran uang ke tersangka lain yaitu, Johannes B. Kotjo yang digunakan untuk Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar, spekulasi muncul apakah hal ini akan mempengaruhi elektibilitas Golkar, mengingat Pemilu Legislatif akan dihelat sebentar lagi.

Direktur Ekstekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo, kasus korupsi yang sedang mendera kader Partai Golkar, tak akan mengurangi pamor partai berlambang pohong beringin tersebut. Sebab, menurutnya partai yang dimpimpin Airlangga Hartarto tersebut memiliki pendukung loyalis di tataran bawah.

"Ini tak akan signifikan, sebab infrastruktur dan suprastruktur Partai Golkar itu kuat," paparnya kepada Alinea.id, Selasa (28/8).
 
Tak hanya itu, ia mengatakan, secara historis Partai Golkar telah membuktikan bahwa partai ini tetap stabil walaupun kerap dilanda isu miring.

"Lihat saja setelah reformasi, orang bilang Golkar akan redup, tapi nyatanya, seapes-apesnya dia nomor dua pemenang pemilu," paparnya.