Kepemimpinan Airlangga dinilai lebih baik dari Ical dan JK

Airlangga berpeluang besar meneruskan kepemimpinan di Golkar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mewakili menteri BUMN, mendengarkan usulan saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (17/6). /Antara Foto

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai kinerja Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam mempertahankan raihan suara Golkar di Pileg 2019 tergolong cukup baik. Airlangga bahkan lebih baik jika dibandingkan para pendahulunya di Golkar. 

"Nah, zamannya Pak Airlangga itu sekarang kalau tidak salah dapat 85 (kursi di DPR). Artinya dari Pak Ical (Aburizal Bakrie) ke Airlangga itu minusnya kurang lebih hilang suara Golkar hanya di angka 5-6 kursi. Artinya, jarak kehilangannya tidak terlampau lebar dibandingkan yang sudah-sudah," ujar Adi dalam diskusi yang digelar Alinea.id di Cikini, Jakarta, Rabu (24/7). 

Saat dipimpin Akbar Tanjung, Golkar meraih 123 kursi di DPR RI pada Pileg 2004. Pada era Jusuf Kalla (JK), Golkar hanya mampu menggaet 103 kursi DPR RI di Pileg 2009. Ketika Ical menjadi penguasa Golkar, raupan kursi Golkar di DPR hanya 91.

Lebih jauh, Adi mengatakan, turunnya raupan suara Golkar di Pileg 2019 tidak bisa sepenuhnya disalahkan ke Airlangga. Apalagi, Airlangga hanya memiliki waktu 1,5 tahun untuk memimpin partai berlambang pohon beringin itu. 

"Apa pun masalah Golkar, saya melihatnya tidak berakar hanya dari satu figur. Jadi, tidak bisa juga Airlangga dianggap tidak berhasil ketika suara Golkar terus turun," ujar dia.