Mahar politik di balik kisruh internal Partai Hanura

Saling lapor polisi, kubu Daryatmo menuding OSO melakukan penggelapan, sedangkan OSO menuding lawannya melakukan pencemaran nama baik.

Ketum Hanura versi Hotel Ambhara, Marsdya (Purn) Daryatmo. (foto: Antara)

Konflik partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) memasuki babak baru. Terlebih Wakil Ketua DPP Partai Hanura kubu Daryatmo, Sudewo menuding Oesman Sapta Odang (OSO) telah menggelapkan uang pungutan dana mahar dari para bakal calon kepala daerah dengan memasukkannya ke rekeningnya sendiri.

"Pak Oesman Sapta yang saat itu sebagai Ketua Umum DPP Partai Hanura melakukan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi," kata Sudewo seperti dikutip dari Antara, Selasa (23/1).

Sudewo mengungkapkan Oesman mematok mahar dari setiap calon kepala daerah sekira Rp350 juta. Selanjutnya, dana itu dimasukkan ke rekening OSO Sekuritas. Tak hanya itu, Sudewo menyebut OSO bisa mengeluarkan dua rekomendasi pencalonan jika ada kandidat yang membahayar mahar lebih tinggi.

"Dia sudah keluarkan rekomendasi kepada calon A. Tapi kalau ada calon B mau bayar lebih tinggi, ya dia keluarkan rekomendasi lagi. Jadi di sejumlah daerah terdapat rekomendasi yang double," sambungnya.