Mampukah Prabowo merawat elektabilitas hingga puncak Pilpres 2024? 

Apa saja yang harus dilakukan Prabowo dan tim suksesnya untuk menyalip elektabilitas Ganjar di papan survei?

Ilustrasi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Alinea.id/Aisya Kurnia

Elektabilitas bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto mendadak moncer di papan survei yang dirilis sejumlah lembaga survei pada April lalu. Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI), misalnya, menempatkan Prabowo sebagai kandidat presiden dengan elektabilitas tertinggi.

Dari simulasi tertutup 10 nama, sigi LSI menemukan Prabowo dipilih 28,3% responden. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sebelumnya selalu mengungguli Prabowo berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 27,3%. Anies Baswedan, capres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan, meraup sebanyak 21%.

“Kalau kita lihat trennya, Ganjar cenderung melemah selama tiga sampai empat bulan terakhir. Sementara itu, Prabowo menguat,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam memaparkan hasil survei secara daring, Rabu (3/5).

Survei LSI digelar pada 12-17 April 2023 atau sebelum Ganjar diumumkan sebagai bakal capres oleh PDI-Perjuangan. Pada masa itu, Ganjar sedang terbelit polemik Piala Dunia U-20. Ganjar dihujat netizen karena menolak kehadiran timnas Israel di ajang tersebut yang berbuntut pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah oleh FIFA. 

Survei Poltracking Indonesia yang digelar pada 9-15 April 2023 menemukan hal serupa. Prabowo menempati peringkat satu dengan tingkat keterpilihan sebesar 28,8%. Ganjar memperoleh 27,5%, sedangkan Anies elektabilitasnya sebesar 19,3%.