Megawati, Pancasila, khilafah & tantangan BPIP masa kini

Polemik Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus bergulir, terutama terkait gaji Megawati Soekarnoputri yang mencapai Rp112 juta.

Mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) (kiri) berbincang dengan anggota BPIP Mahfud MD pada acara Peringatan 73 Tahun Lahirnya Pancasila di Museum Filateli, Jakarta, Kamis (31/5). / Antara Foto

Polemik Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus bergulir, terutama terkait gaji Megawati Soekarnoputri yang mencapai Rp112 juta.

Kontroversi besarnya gaji BPIP ditanggapi oleh tokoh-tokoh yang berada di dalamnya, termasuk Mahfud MD dan Zuly Qodir. BPIP menggelar konferensi pers di kantornya sekaligus memperingati hari lahir Pancasila, pada Kamis (31/5).

Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang juga menjabat sebagai anggota BPIP Zuly Qadir, menyebut membumikan ideologi Pancasila memiliki tantangan tersendiri yang dihadapi oleh bangsa ini.

Saksi ahli dari pemerintah dalam sidang Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dalam perkara gugatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada Kementerian Hukum dan HAM, itu menyebut setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi bangsa sehingga harapan bersatu, berbagi, dan berprestasi menjadi kenyataan. 

Pertama, tantangan historis. Simpang siurnya kelahiran serta, pemahaman Pancasila, sehingga tidak jarang menciptakan kegaduhan politik. "Antara pro dan kontra Pancasila, sekalipun sama-sama warga Indonesia," kata Zuly.