Partaikrasi dinilai jadi penyebab tingginya kasus korupsi oleh politikus

Partaikrasi menyebabkan korupsi politik dan politik korupsi menjadi lingkaran setan yang sulit diberantas.

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika membuka peringatan Hari Anti Korupsi Dunia (Hakordia) 2018 di Jakarta, Selasa (4/12)./ Antara Foto

Tingginya ongkos politik di tanah air, dinilai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya kasus korupsi yang dilakukan aktor politik. Pakar politik dari Fakulitas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, Mada Sukmajati, mengatakan hal ini disebabkan karena Indonesia masih menganut sistem yang disebutnya sebagai partaikrasi.

Menurutnya, partaikrasi menyebabkan partai politik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kebijakan yang diambil. Selain itu, politikus profesional dapat mengendalikan suatu partai, yang mengakibatkan biaya politik melonjak tinggi, sehingga memicu korupsi politik menjadi suatu yang tak dapat dilepaskan.

"Sebenarnya pola partai kita sekarang sudah mengarah ke partaikrasi. Ini yang menyebabkan antara korupsi politik dan politik korupsi, menjadi semacam lingkaran setan yang sulit untuk diberantas," ujar Mada dalam diskusi "Pembiayaan Gelap dan Korupsi Politik di Pemilu 2019" di Ashley Hotel, Jakarta, Senin (28/1).

Menurut Mada, ada dua faktor untuk melihat partaikrasi. Pertama saat pemilihan ketua umum, diikuti oleh beberapa kader yang menduduki jabatan strategis di partainya dengan kemampuan finansial berlebih.

"Dari sini sudah ada indikasi permainan politik uang," katanya.