Pelemparan bom molotov belum tentu terkait Munas Golkar

Internal Golkar terbelah menjelang musyawarah nasional, Desember mendatang.

Ilustrasi bom molotov. /Pixabay

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai peristiwa pelemparan bom molotov di kantor DPP Partai Golkar perlu diselidiki lebih lanjut. 

Menurut dia, peristiwa tersebut belum tentu beririsan dengan memanasnya suhu politik di Golkar jelang Musyarah Nasional (Munas) Golkar, Desember mendatang. 

"Jadi DPP Golkar tinggal lapor saja ke polisi. Toh, sekarang polisi memiliki alat yang bisa mengungkapkan hal-hal yang tidak bisa terlihat di permukaan, misalnya masalah terorisme. Apa pun itu bisa diungkap dalam waktu dekat," ujar Adi saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Jumat (23/8). 

Di permukaan, menurut Adi, Golkar tengah terpecah. Sebagian kader mendukung calon ketua umum petahana Airlangga Hartarto, sedangkan sisanya mendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet). Namun demikian, dinamika internal tidak serta merta bisa dikaitkan dengan kasus pelemparan bom molotov tersebut. 

"Kalau Golkar ingin serius untuk mengungkap dan kasus bom melotov dianggap sebagai ancaman serius, ya, ungkap sampai tuntas. Jangan terbawa emosi terlebih dahulu," tegas Adi.