Pemilih milenial menjadi magnet bagi para politisi

Hal itu membuat para politisi memposisikan dirinya sebagai anak muda atau milenial demi menggaet suara yang jumlahnya signifikan tersebut.

Siswa SMP Muhammadiyah 7 Solo berpartisipasi dalam pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Selasa (2/10)./AntaraFoto

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai pemilih milenial menjadi magnet bagi para politisi khusus calon anggota legislatif (caleg) untuk menggaet suara dari kalangan tersebut.

"Kalangan milenial dianggap 'seksi' karena jumlahnya sekitar 60 juta suara," kata Siti usai menghadiri deklarasi "Perkumpulang Swing Voters" di Jakarta, Minggu (21/10).

Hal itu membuat para politisi memposisikan dirinya sebagai anak muda atau milenial demi menggaet suara yang jumlahnya signifikan tersebut.

Karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk memenangkankontestasi adalah menganalogikan dirinya sebagai milenial dan berusaha semaksimal mungkin menjadi milenial.

"Hal itu tidak masalah asalkan dalam koridor yang benar dan tidak melampaui batas," ujarnya.