PKS: Vaksinasi Covid-19 tak efektif, seremonial

Sukamta mengatakan, Indonesia memiliki lebih dari 20.000 layanan kesehatan dari klinik pratama hingga rumah sakit.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta/Foto dok DPR RI

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta meminta pemerintah memaksimalkan fasilitas kesehatan untuk 2 juta vaksinasi per hari. Permintaan ini merespon target percepatan vaksin tanpa menimbulkan kerumunan yang berpotensi menyebarkan virus Covid-19.

"Proses vaksinasi yang dilakukan pemerintah tidak efektif, birokratis, seremonial dan ada kesan pihak-pihak yang ingin tampil dalam vaksinasi," kata Sukamta kepada Alinea.id, Minggu (27/6).

Menurut Sukamta, Indonesia memiliki lebih dari 20.000 layanan kesehatan dari klinik pratama hingga rumah sakit. Namun, dalam pelaksanaan vaksinasi ini peran klinik pratama yang berjumlah 8.000 lebih belum dioptimalkan.

"Jika semua dioptimalkan maka misal per layanan kesehatan dilakukan 200 vaksinasi maka bisa mencapai 2 juta vaksin per hari dengan tanpa kerumunan berlebihan," ujarnya.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19, hingga akhir Juni 2021, jumlah warga Indonesia yang sudah tuntas menjalani vaksinasi Covid-19 lebih 12,5 juta orang. Masih jauh dari target vaksinasi bagi 180 juta rakyat Indonesia.

Sukamta mengatakan, ada potensi lain yang bisa dilakukan yaitu memaksimalkan peran dokter, perawat dan posyandu. "Lebih dari 81 ribu dokter, 345 ribu perawat dan 296 ribu posyandu dengan segmen masing-masing. Misal dokter dan perawat menyasar lingkungannya rumahnya. Ini diluar Rumah sakit atau Puskesmas tempatnya bekerja. Posyandu menyasar anak-anak dan ibu-ibu anggota posyandu yang diperbolehkan divaksin. Potensi ini bisa dimaksimalkan kalau pemerintah serius melakukan vaksinasi," bebernya.