Putri Gus Dur: Tak ada korelasi agama dan politik

Menurut Inayah Wahid, yang harus ditonjolkan pasangan capres-cawapres adalah program dan visi-misi, bukan sentimen agama.

Putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wahid. /Alinea.id/Soraya Novika.

Tahun politik senantiasa tak dapat lepas dari beragan sentimen kepentingan. Salah satu yang kian menguat belakangan adalah sentimen agama sebagai identitas berpolitik.

Menanggapi hal tersebut, putri mantan Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid mewanti-wanti akan adanya pihak-pihak yang menggunakan tendensi agama dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.

"Saya mau bilang kita ini mau Pemilu memilih presiden, pilih wakil rakyat. Bukan lagi memilih nabi, bukan lagi memilih imam, bukan lagi memilih Tuhan. Jadi, tidak perlu 'baper' bawa-bawa agama dalam politik. Kita kan sedang berbicara soal negara," ujar Inayah Wahid, ditemui usai menghadiri forum dialog lintas agama di Discovery Hotel, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (29/12).

Menurut Inayah, hal paling krusial yang mesti ditonjolkan oleh kedua pihak calon presiden dan wakil presiden, baik pasangan Joko Widodo-Ma'aruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah program, serta visi-misi untuk Indonesia ke depan. Ketimbang sentimen yang sifatnya personal, seperti agama.

"Mestinya program itu yang harusnya dipromosikan, ini kan bukan urusan agama. Ini kan tentang politik, dan ketika kita bicara politik artinya kita membahas kebangsaan dan kenegaraan. Kita fokus pada fungsi-fungsi negara," katanya.