close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Andi Arief. Foto Antara
icon caption
Andi Arief. Foto Antara
Politik
Jumat, 23 September 2022 09:36

Demokrat nilai Hasto berlebihan tanggapi kritik SBY

Pernyataan SBY merupakan bentuk pengingatan dari tokoh bangsa terhadap elite politik yang masih aktif sekarang. 
swipe

Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief menilai PDI Perjuangan (PDIP), terutama Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sangat reaktif menanggapi pernyataan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal kecurangan di Pemilu 2024. 

"Jawaban saya terlalu berlebihan lah ya PDIP, terutama juga Hasto yang terlalu berlebihan menanggapi statement dari Pak SBY kemarin," kata Andi kepada wartawan, Jumat (23/9). 

Menurut Andi Arief, SBY merupakan sosok yang telah banyak memakan asam garam di dunia politik. Bagi dia, pernyataan SBY merupakan bentuk pengingatan dari tokoh bangsa terhadap elite politik yang masih aktif sekarang. 

"Pak SBY ini bukan orang baru di politik, dia punya segudang pengalaman. Tentunya selalu berupaya agar menjaga kualitas demokrasi Indonesia ini tidak tergerus," katanya.

Apa yang disampaikan SBY juga bukan ditujukan kepada PDIP tetapi kepada semua pihak.

"Jadi itu sebetulnya warning buat kita semua, bukan hanya PDIP. Jadi tidak benar kalau itu menyasar kepada PDIP tetapi menyasar kepada seluruh upaya yang ingin mematikan demokrasi," ujarnya.

Andi Arief menyayangkan banyak kader PDIP yang berkoar-koar menjatuhkan SBY. Padahal, informasi yang diterima SBY bukan sebuah bualan belaka.

"Tentunya kita sangat heran dan bertanya kenapa sampai keluar statement pernyataan itu. Nah jadi Pak SBY inikan pergaulan politiknya luas, informasi juga bukan seperti informasi sembarangan. Jadi ada informasi yang belum bisa kita kemukakan kepada publik bahwa memang ada upaya atau rekayasa seperti itu," tegas dia.

Andi menyatakan, pihaknya tak keberatan apabila Pemilu 2024 hanya dua pasangan calon, di mana prosesnya sah. Namun, kata dia, yang dikritik SBY ialah apabila terjadi upaya mengatur agar hanya terdapat dua pasangan calon saja.

"Jadi kalau memang dua calon terjadi secara alamiah, misalnya tidak ada orang yang berani mencalonkan diri, itu kan proses demokrasi. Tapi kalau sudah ada upaya-upaya tertentu untuk mengatur sehingga hanya menginginkan dua pasang saja dan dua pasang itu yang bilang PDIP loh, melalui Pak Hasto," pungkas Andi Arief.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan