Riak-riak di tubuh PSI: "Bagi saya, PSI tak lagi istimewa..."

PSI kembali ditinggalkan kader-kader unggulannya. Wasekjen PSI membantah ada persoalan di tubuh PSI.

Ilustrasi bendera PSI

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali ditinggalkan kader-kadernya. Kali ini, Anggara Wicitra, Idris Ahmad dan Jovin Kurniawan memutuskan melepas seragam PSI dan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Ketiganya kini diusung PAN sebagai caleg DPRD DKI Jakarta. 

Ini bukan kali pertama PSI ditinggal kadernya. Sejak beberapa tahun, sejumlah politikus muda PSI telah hengkang, mulai dari Tsamara Amany, Rian Ernest Tanudjaja, Michael Victor Sianipar, Surya Tjandra, hingga Sunny Tanuwidjaja. 

Eks politikus PSI Guntur Romli menganggap wajar jika gelombang eksodus kader muda terus terjadi di tubuh PSI. Ia menyebut setidaknya dua alasan kenapa politikus-politikus muda PSI memutuskan hengkang. Pertama, banyak kader PSI merasa tak punya masa depan di PSI. 

"Nah, saya kira orang seperti Rian Ernest yang keluar dari PSI dan pindah ke Golkar, kemudian Tsamara Amany. Mereka, ya, saya kira tidak bisa melihat lagi PSI memiliki masa depan sebagai partai politik," kata Guntur kepada Alinea.id, belum lama ini.

Guntur cabut dari PSI, Agustus lalu. Saat ini, ia tercatat sebagai salah satu kader PDI-Perjuangan. Ia juga didapuk jadi Ketua Ganjarian Spartan, salah satu kelompok relawan pendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo.