Suara Golkar melorot, Airlangga dinilai miskin terobosan

Golkar kehilangan enam kursi di DPR RI lantaran suaranya turun 1,2 juta.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mewakili menteri BUMN, mendengarkan usulan saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (17/6). /Antara Foto

Analis politik dari Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai kepemimpinan Airlangga Hartarto di Partai Golkar kurang mengakar. Hal itu setidaknya ditandai dengan menurunnya perolehan kursi Golkar di DPR pada Pemilu 2019.

"Perolehan kursi Partai Golkar di DPR pada Pemilu 2014 sebanyak 91 kursi. Namun, pada Pemilu 2019 turun menjadi 85 kursi. Padahal, pascareformasi Partai Golkar pernah menjadi pemenang Pemilu 2004," kata Pangi di Jakarta, Senin (1/7).

Pangi mengatakan, Airlangga juga tampak tidak memiliki terobosan untuk menaikkan citra partai. Padahal, Golkar butuh perbaikan citra setelah mantan ketua umumnya, Setya Novanto, dibui karena kasus korupsi proyek pengadaan KTP-e. 

"Ibarat kapal, jika Partai Golkar memiliki nakhoda yang bisa membawa kapal sesuai tujuan yang diharapkan masyarakat tentu akan berlayar cepat dan bisa menang," ujarnya.

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Musyawarah Kekeluargaan Gotong-Royong (MKGR) Arman Amin mengatakan, Golkar kehilangan 1,2 juta suara di Pemilu 2019. Hal itu menunjukkan Airlangga gagal mengonsolidasi kekuatan partai.