Survei: 25,33% pemilih Pilgub Maluku anggap wajar ketidaknetralan Polri

Responden yang menganggap wajar , merupakan pendukung pasangan Baileo yang memiliki latar belakang Polri.

Sinergi Data Indonesia saat merilis hasil survei terhadap Pilgub Maluku di Restoran Bumbu Desa Cikini, Jakarta, Kamis (21/4). (Kudus Purnomo Wahidin/Alinea)

Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku yang akan dihelat beberapa hari lagi, telah menjadi perhatian publik nasional karena satu dari tiga pasangan calon yang ikut berlaga dalam pesta politik daerah tersebut, merupakan mantan Anggota Polri, yaitu Murad Ismail yang berpasangan dengan Barnabas Orno (Baileo).

Murad Ismail pernah menjabat sebagai Kapolda Maluku dan juga Kepala Korps Brimob Polri. Tak ayal beberapa pertanyaan dan spekulasi pun muncul, terkait sikap dan netralitas Polri dalam menjaga marwah di Pilkada tanah rempah-rempah tersebut.

Oleh karena hal tersebut, lembaga survei Sinergi Data Indonesia (SDI) menghimpun persepsi publik Maluku mengenai  keterlibatan Polri dalam percaturan politik di daerah mereka.

Hasilnya, sebanyak 25,33% dari 800 responden menilai wajar apabila Polri berpihak pada pasangan Baileo. Sementara lebih dari 40% calon pemilih menilai kurang wajar apabila intansi Polri berpihak pada Irjen Pol (Purn) Murad Ismail.

Menurut Berkah Patimahu selaku Direktur Eksekutif SDI, mayoritas calon  pemilih yang mengatakan tak wajar apabila Polri berpihak pada Murad Ismail, merupakan pendukung Said Assagaf dan Andreas Rentanubun (Santun), yang notabene adalah lawan Murad dalam Pilkada Maluku nanti.