Vaksinasi gotong royong, biaya 2 kali suntikan beratkan pelaku UMKM

Jangan sampai hak pekerja dikurangi demi mengganti biaya vaksin gotong royong.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher saat rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta/Foto dok Fraksi PKS

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengapresiasi program vaksin gotong royong karena diharapkan dapat mengakselerasi herd immunity, namun ia menyoal biaya vaksin yang terlalu mahal.

"Hampir satu juta rupiah untuk dua kali suntikan itu memberatkan pelaku UMKM. Jika tujuannya untuk membantu realisasi program vaksinasi nasional sehingga dapat mempercepat terbentuknya kekebalan kolektif, seharusnya ada mekanisme subsidi bagi mereka yang bergerak di usaha kecil dan menengah agar dapat mengikuti skema vaksin gotong royong ini," kata Netty dalam keterangan tertulis, Rabu (19/5/2021).

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), lanjutnya, memiliki peranan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional. "Bahkan di saat pandemi ini sebagian besar mereka masih bisa bertahan. Jadi sangat disayangkan jika pelaku UMKM tidak mendapat prioritas dukungan untuk memperoleh vaksin gotong royong. Jangan sampai vaksin gorong royong  hanya dapat diakses oleh korporasi besar saja," tambahnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini kemudian merujuk data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, bahwa pada tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebesar 64,2 juta orang atau 99,9% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia dengan daya serap tenaga kerja mencapai 117 juta pekerja atau 97% dari total pekerja.

UMKM juga berkontribusi 61,1% bagi perekonomian nasional (PDB) dan sisanya disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya 0,01% dari jumlah pelaku usaha.