sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Adhi Karya optimistis target kontrak baru Rp24 triliun terealisasikan

ADHI juga terus memaksimalkan kinerja melalui pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Rabu, 17 Nov 2021 15:40 WIB
Adhi Karya optimistis target kontrak baru Rp24 triliun terealisasikan

PT Adhi Karya (Persereo) Tbk. (ADHI) meraih kontrak sebesar Rp12,67 triliun hingga Oktober 2021, dan masih mengejar total target kontrak baru senilai Rp24 trilun sampai akhir tahun.

"Sampai dengan akhir tahun kami masih memproyeksikan prognosa ada peningkatan 20% dari tahun lalu, dimana ADHI membukukan Rp19,7 triliun. Sampai dengan akhir tahun, kami masih optimis perolehan kontrak baru sebesar Rp24 triliun," kata Direktur Human Capital dan Sistem Adhi Karya Agus Karianto dalam public expose yang digelar secara virtual, Rabu (17/11)..

Hingga Oktober 2021, proyek baru perseroan ditopang dari sejumlah segmen proyek. Seperti segmen infrastruktur senilai Rp5,5 triliun, proyek gedung sebesar Rp3,3 triliun, proyek properti yang hampir menyentuh Rp1 triliun, serta manufaktur dan smelter sekitar Rp2,2 triliun.

“Realisasi (kontrak baru) Oktober 2020 itu naik signifikan, yakni 68%. Di mana realisasi hingga Oktober 2020 hanya Rp7,5 triliun, sedangkan saat ini, kami sudah mencatatkan Rp12,67 triliun," ujar Agus.

Dia juga menambahkan, ADHI memiliki total order book proyek senilai Rp46 triliun. Dari jumlah itu, Rp33,47 triliun merupakan carry over dari tahun lalu.

Selanjutnya, Corporate Secretary Farid Budiyanto ADHI memaparkan, perseroan mampu mempertahankan hasil credit rating pada posisi A, dengan outlook yang meningkat menjadi stable dari negative outlook di tahun sebelumnya. Hasil ini merupakan kepercayaan pemeringkat efek kepada ADHI, dikarenakan di tengah keadaan yang tak bersahabat, ADHI tetap tidak pernah menunda kewajiban dalam melakukan pembayaran. Hasil ini juga sebagai indikasi baik atas kemampuan ADHI dalam menjaga komitmen keuangan di kemudian hari.

“Selain rating, ADHI mampu mencatatkan kontrak baru diangka Rp11,3 triliun di luar pajak tanggungan uang dengan komponen nilai, yaitu 81% dari bisnis konstruksi, 9% dari properti dan 1% dari bisnis lainnya. Dari nilai tersebut, ADHI melakukan 41% pekerjaan gedung, 32% pekerjaan jalan dan 27% pekerjaan lainnya,” jelas Farid dalam keterangan tertulisnya.

Dari data yang dipaparkan, 42% proyek yang dikerjakan ADHI berasal dari pemerintah, 20% dari BUMN dan BUMD, 38% dari swasta dan lainnya. Angka ini naik 82,3% dari angka capaian kontrak di tahun sebelumnya, yakni Rp6,2 triliun pada September 2020. Kenaikan juga terjadi pada laba bersih sebesar 10,6% menjadi Rp17 miliar dari yang sebelumnya Rp15,4 miliar.

Sponsored

Sampai dengan September 2021, ADHI membukukan pendapatan sebesar Rp7,4 triliun dan merealisasikan capex sebesar Rp388,8 miliar. Capex di tahun ini didominasi oleh penyertan proyek investasi sebesar 23,6% yang mengalami penyesuaian timeline akibat gelombang kedua Covid-19. 

Sebagai langkah inisiatif strategis bisnis, ADHI akan melakukan initial public offering (IPO), untuk anak usaha dengan kode ticker saham PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP). ADCP akan melepas 28,6% sahamnya ke publik atau sebanyak-banyaknya 8.011.204.500 saham. 

Pada 10 November 2021, ADCP telah mendapatkan izin preefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan tengah berada dalam masa bookbuilding hingga 25 November 2021. Dana IPO ini akan digunakan untuk pengembangan proyek existing dan proyek recurring (proyek berkelanjutan dengan pendapatan berulang), selanjutnya 35% untuk akuisisi atau pengembangan lahan baru, dan 20% untuk pembayaran kembali sebagian pokok obligasi seri A.

Selain itu, ADHI juga terus memaksimalkan kinerja melalui pelaksanaan pembangunan proyek strategis nasional, antara lain Jalan To Sigli-Banda Aceh sepanjang 74,2 km dengan progres per November 2021 sebesar 76,4%. Berikutnya, terdapat proyek pembangunan prasarana LRT Jabodebek sepanjang 44,5 km dengan progres per November 2021 sebesar 88,1%, dan proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A dengan progres per November 2021 sebesar 23,5%.  

Berita Lainnya
×
tekid