close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
PT Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) memperkirakan pada 2020 ada kenaikan transaksi untuk komoditas kelapa sawit sebesar 10%. / Antara Foto
icon caption
PT Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) memperkirakan pada 2020 ada kenaikan transaksi untuk komoditas kelapa sawit sebesar 10%. / Antara Foto
Bisnis
Kamis, 05 Desember 2019 17:40

BBJ prediksi transaksi kelapa sawit naik 10% di 2020

Pemerintah giat melakukan perjanjian dagang internasional dengan negara-negara tujuan ekspor kelapa sawit produksi Indonesia. 
swipe

PT Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) memperkirakan pada 2020 ada kenaikan transaksi untuk komoditas kelapa sawit sebesar 10%.

Direktur PT Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang mengatakan faktor pendorongnya adalah karena giatnya pemerintah melakukan perjanjian dagang internasional dengan negara-negara tujuan ekspor kelapa sawit produksi Indonesia. 

"Kalau naiknya berapa saya bukan ahli nujum ya, tapi perkiraannya 5% sampai 10% bisa. Belakangan ini sudah mulai bagus dan menunjukan tren kenaikan," katanya di Jakarta, Kamis (5/11).

Apalagi, katanya, pemerintah saat ini sedang mengembangkan produk turunan minyak kelapa sawit mentah menjadi bahan bakar biofuel 20% (B20), 20% (B30), dan 50% (B50). Dengan demikian, hal ini juga akan meningkatkan permintaan atas kelapa sawit.

Sementara itu, katanya, meski produk turunan kelapa sawit Indonesia dilarang masuk ke Eropa, bukan berarti serapan minyak kelapa sawit Indonesia akan mandeg. 

Dengan gencarnya pemerintah melakukan perjanjian dagang internasional dengan sejumlah negara, ia meyakini pasar-pasar baru bagi produk kelapa sawit Indonesia akan tercipta. Apalagi, dia melihat tindakan Eropa hanya persoalan politik, bukan tentang baik buruk sebuah produk.

"Bukan berarti di-banned di eropa market lainnya nggak ada. Indonesia potensinya banyak sekali saya rasa banned di Eropa itu bukan soal komoditas tapi ada sedikit politiknya," ucap Paulus.

Di sisi lain, tahun depan diprediksi akan terjadi badai El Nino berkepanjangan di Indonesia yang akan mengganggu produksi. Dengan demikian, akan meningkatkan harga komoditas tersebut.

"Tahun depan menurut data yang saya peroleh akan ada El Nino berkepanjangan sehingga pasti suplai akan terpengaruh dan harga naik," jelasnya.
 

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan