sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BEI targetkan 75 perusahaan tercatat hingga akhir 2019

Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 23 Agst 2019 17:53 WIB
BEI targetkan 75 perusahaan tercatat hingga akhir 2019

Bursa Efek Indonesia (BEI) masih optimis target mendatangkan 75 perusahaan tercatat tercapai tahun ini. Hingga bulan Agustus ini, BEI telah mengantarkan 32 perusahaan menjadi emiten.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi merinci ada sebanyak 24 emiten, dua Dana Investasi Real Estat (DIRE), lima Exchange Traded Fund (ETF), dan satu Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra).

"IPO target kita masih tetap 75 emiten termasuk listing saham Dinfra, Dire, dan ETF. Dilihat sampai Agustus, kita optimis sampai akhir tahun 75," kata Inarno pada Capital Market Summit & Expo 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (23/8).

Inarno pun melanjutkan selama lima tahun terakhir, pertumbuhan dari perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia mencapai 25,3%. Persentase ini berada di atas rata-rata negara Asia Tenggara lainnya.

Thailand, kata Inarno, hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 16,2%. Lalu Malaysia, hanya tumbuh sebesar 1,4%.

"Apalagi kalau dibandingkan dengan Singapura yang mengalami negatif 4,8%," ujar Inarno.

Inarno melanjutkan dari sisi kinerja perusahaan tercatat juga menunjukkan pertumbuhan secara year on year (yoy) dari Juni 2018 hingga Juli 2019.

Dari sisi total aset, perusahaan tercatat membukukan pertumbuhan sebesar 8,67% menjadi Rp10.700 triliun pada semester I-2019 dari Rp9.800 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sponsored

Sisi equitas juga mencatatkan kenaikan sebesar 9,31%. Ekuitas tersebut naik dari Rp2.700 triliun pada paruh pertama 2018 menjadi Rp2.950 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Sementara pendapatan juga tumbuh sebesar 5,91% dari Rp1.579 triliun pada semester I-2018 menjadi Rp1.661 triliun di semester I-2019.

Adapun dari sisi profit mencatatkan kenaikan tipis 0,16%. Profit ini naik dari Rp182,32 triliun pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp172,57 triliun pada paruh pertama tahun ini.

"Walaupun ada gejolak di luar, dari profitnya masih menunjukkan sisi yang positif," kata Inarno.

Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan sejak awal tahun hingga hari ini (year to date/ytd) investor asing mencatatkan pembelian sebesar Rp61,1 triliun di pasar modal.

Hoesen mengingatkan SRO harus berupaya meningkatkan partisipasi investor domestik di pasar modal. Sebab, investor domestik adalah salah satu tumpuan pasar modal Indonesia di masa mendatang.

"Persoalan kita selama ini pasar modal masih hanya dinikmati oleh masyarakat tertentu, hanya terkonsentrasi di Jabodetabek dan Pulau Jawa. Kita ingin melakukan penetrasi ke daerah-daerah karena potensinya besar," ujar Hoesen. 

Berita Lainnya
×
tekid