sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BI turunkan suku bunga acuan, terendah sepanjang masa

Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing menjadi 3% dan 4,55%.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 19 Nov 2020 15:25 WIB
BI turunkan suku bunga acuan, terendah sepanjang masa

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75% dalam Rapat Dewan Gubernur BI periode 19 November 2020.

"Keputusan tersebut mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (19/11).

Tingkat suku bunga acuan itu merupakan yang terendah sepanjang masa. Penggunaan BI 7-Day Repo Rate sebagai suku bunga acuan berlaku mulai tanggal 19 Agustus 2016. Sebelum periode tersebut, suku bunga acuan menggunakan BI rate.

Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing menjadi 3% dan 4,55%.

Perry melanjutkan, BI tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk dukungan BI kepada pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020.

BI juga akan menempuh langkah-langkah seperti melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar, serta memperkuat strategi operasi moneter untuk memperkuat kebijakan moneter akomodatif.

Selain itu, BI juga akan mempercepat pengembangan pasar valas domestik melalui penguatan pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan sebagai implementasi blueprint pengembangan pasar uang (BPPU) 2025.

BI juga akan melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif, dengan mempertahankan rasio countercyclical buffer (CCB) sebesar 0%, rasio intermediasi makroprudensial (RIM) pada kisaran 84% hingga 94% dengan parameter disinsentif sebesar 0%. Kemudian rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio loan to value atau financing to value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini.

Sponsored

Ke depan, Perry menuturkan, BI akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global, serta penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap prospek perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Hal ini untuk menentukan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Koordinasi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat, untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional," tutur Perry.

Berita Lainnya
×
tekid