sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bisnis Kalbe Farma terdampak Covid-19 di kuartal II

Produk-produk makanan dan minuman Kalbe Farma mulai mengalami penurunan penjualan.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Senin, 18 Mei 2020 15:13 WIB
Bisnis Kalbe Farma terdampak Covid-19 di kuartal II

Emiten sektor farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mulai merasakan dampak pandemi Covid-19 pada bisnis mereka di kuartal II-2020. Sebelumnya pada kuartal I-2020, KLBF masih mencatatkan pertumbuhan penjualan 8% dan pertumbuhan laba bersih 12%.

Direktur Kalbe Farma Bernardus Karmin Winata mengatakan berdasarkan data di lapangan, jumlah pasien reguler mengalami penurunan. Selain itu, mobilitas konsumen yang relatif terbatas mengakibatkan penurunan penjualan produk-produk makanan dan minuman Kalbe Farma.

"Kami perkirakan di kuartal II-2020 mulai terasa dampaknya, dengan skenario terburuk bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan negatif," kata Bernardus dalam konferensi pers virtual Kalbe Farma, Senin (18/5).

Namun, lanjut Bernardus, Kalbe Farma tengah mempertimbangkan opsi lain dengan melakukan penjualan melalui platform digital. Sebab, konsumen Kalbe Farma banyak yang berada di rumah saja.

Kendati demikian, perusahaan belum memutuskan untuk melakukan revisi target pertumbuhan pada tahun ini. Dia mengakui, belum bisa memprediksi dengan baik terkait berakhirnya Covid-19.

"Kami masih wait and see, masih kami monitor yang akan terjadi. Target akan kami simpan, menunggu sampai bulan Juli melihat bagaimana kami melewati semester I-2020. Kalau ada perubahan, akan kami sampaikan kembali," tuturnya.

Pada akhir Februari lalu, Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius sempat mengatakan Kalbe Farma menargetkan pendapatan mereka bisa tumbuh 6%-8% tahun 2020 ini. 

Pertumbuhan ini diperkirakan datang dari obat resep, produk konsumer, dan nutrisi. Sementara untuk laba bersih, KLBF menargetkan bisa tumbuh sama dengan level pertumbuhan ekonomi, 5%-6%.

Sponsored

Adapun nilai investasi research Kalbe Farma, kata Vidjongtius, berkisar antara Rp100 miliar-Rp200 miliar. Sementara total investasi perseroan di Research and Development sejumlah Rp300 miliar. 

Berita Lainnya
×
tekid