sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BKPM: Transformasi ekonomi RI berbasis nilai tambah

Beberapa sektor yang akan memberikan nilai tambah menurutnya adalah industri berorientasi ekspor, infrastruktur, energi.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Senin, 21 Mar 2022 16:42 WIB
BKPM: Transformasi ekonomi RI berbasis nilai tambah

Pemerintah mendorong transformasi ekonomi Indonesia menjadi berbasis nilai tambah atau hilirisasi. Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno mengatakan, melalui hilirisasi terjadi peningkatan nilai investasi.  

Dia menjelaskan, pada 2019-2021 sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan meningkat 90,7% dari Rp 61,6 triliun menjadi Rp 117,5 triliun dari 2021. Dengan total investasi 13% dari total realisasi investasi.

"Salah satu contoh investasi nilai tambah adalah industri hilirisasi yakni nikel yang menjadi komponen baterai mobil listrik dan ini jelas berorientasi pada investasi berkelanjutan," ungkapnya dalam acara Persiapan Pertemuan TIIWG G20, Senin (21/3).

Riyatno menceritakan, pada 16 Maret 2022, Menteri Investasi dan Menko Maritim dan Investasi melaunching peta potensi investasi pada pembangunan berkelanjutan.

"Ada 47 proyek dirilis, 12 sektor pariwisata, 14 kawasan ekonomi, 15 industri manufaktur, dan 6 infrastruktur dengan jumlah nilai investasi Rp 155,2 triliun," jelasnya.

Menurutnya dari 47 proyek investasi ini bisa memberikan dampak langsung pada pencapaian 17 Sustainable Development Goals (SDGs). Dari proyek-proyek yang dilaunching dia sebut setidaknya ada 5 tujuan dari SDGs.

"Yakni atasi kemiskinan, ciptakan kehidupan yang sehat dan sejahtera. Ciptakan pekerjaan yang layak, dan pertumbuhan ekonomi," paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, hal ini konsisten dengan Presidensi G20 Indonesia 2022 yang mengangkat isu investasi berkelanjutan.

Sponsored

"Sebagaimana kita ketahui juga, Bapak Presiden telah memberikan arahan yang sangat jelas dalam transformasi ekonomi. Dari industri sektor primer ke industri nilai tambah," tuturnya.

Beberapa sektor yang akan memberikan nilai tambah menurutnya adalah industri berorientasi ekspor, infrastruktur, energi khususnya Energi Baru Terbarukan (EBT), serta pertambangan yang menciptakan nilai tambah seperti nikel dan bauksit.

"Hilirisasi nikel menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mobil listrik dunia yang sangat sarat dan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan," ucapnya.
 

Berita Lainnya
×
tekid