Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2021 cukup resilient. Hal ini terbilang sangat baik mengingat pada 2021 Kasus Covid-19 jauh meningkat dibandingkan tahun lalu.
Hal itu disampaikan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin. Ia juga menambahkan bahwa pertumbuhan di Indonesia menunjukan kinerja positif dari tahun lalu.
“Secara agregat, ekonomi nasional menunjukkan kinerja positif dan jauh lebih baik dibanding kondisi periode sama tahun 2020. Sampai dengan kuartal III tahun 2021 ekonomi tumbuh positif sebesar 3,2% dari minus 2% pada tahun lalu,” jelas Masyita di Acara Peluncuran Laporan Dampak Sosial Ekonomi covid-19 terhadap Rumah Tangga di Indonesia.
Dengan kata lain pemerintah betul-betul efektif dalam penanganan pandemi. Terlihat dari sisi kesehatan dan ekonomi tetap terjaga meskipun saat itu varian delta menimpa di Indonesia pada Bulan Juni 2021 lalu.
" Keuangan negara menjadi penggerak pemulihan ekonomi terkuat di masa pandemi tahun lalu dan tahun ini mulai beralih ke sektor swasta seiring dengan pemulihan ekonomi,” jelas dia dalam siaran persnya.
Dia melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi sektoral, kinerja sektor perdagangan juga tumbuh sebesar 4,3% dari sebelumnya minus 3,7%. Sektor manufaktur dan konstruksi juga tumbuh positif pada tahun ini dari sebelumnya tumbuh negatif pada tahun lalu. Sektor transportasi, yang tahun lalu terdampak dalam oleh pandemi sebesar minus 16,6% juga tumbuh positif sebesar 1,6% pada tahun ini.
“ Inflasi di Indonesia secara yoy juga cukup stabil di angka 1,7% dibandingkan dengan Meksiko dan Amerika Serikat yang menyentuh level 6,2%. Inflasi ini harus terus juga ke depan karena berhubungan dengan Ketahanan Pangan. Ketahanan pangan dan harga volatile food perlu dijaga karena hal ini sangat berdampak pada keluarga rentan, “ jelasnya dalam paparannya.
Kemudian juga dari sisi konsumsi menunjukkan nilai positif, consumer confidence index menunjukkan angka yang membaik sampai dengan Oktober 2021. Dari sisi produksi, konsumsi listrik juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,1%. Tingkat Konsumsi listrik penting untuk diperhatikan karena terdapat keterkaitan antara konsumsi listrik dengan kesejahteraan. Konsumsi listrik yang tumbuh juga menunjukan bahwa ekonomi bergerak, pabrik-pabrik kembali beroperasi. Disamping hal tersebut, PMI Manufaktur Indonesia juga terus berekspansi.
Sebagai tambahan informasi pada tahun 2022 tahun depan APBN akan terus diproyeksikan mendukung berbagai bidang pembangunan seperti peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan dukungan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Adapun anggaran penanganan pandemi bidang kesehatan dan perlindungan kepada masyarakat tetap akan menjadi prioritas pada tahun 2022. penanganan pandemi di bidang kesehatan dianggarkan sebesar Rp15,9 Triliun dan untuk penanganan pandemi di bidang perlindungan masyarakat juga dianggarkan sebesar Rp 153,7 triliun dengan perkiraan pemanfaatan seperti untuk PKH, kartu sembako, dan kartu prakerja.