sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

ICOR Investasi di Indonesia melambat

Sejak 2016 hingga 2018 ICOR di Indonesia mengalami perbaikan yang mencapai level 6,3%, lebih besar dibandingkan negara Asean.

Soraya Novika
Soraya Novika Kamis, 07 Feb 2019 23:07 WIB
ICOR Investasi di Indonesia melambat

Penyebab investasi di Indonesia senantiasa mengalami perlambatan salah satunya karena ekonomi domestik yang masih belum efisien sebagaimana diukur dari rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR).

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi Indonesia pada 2018 hanya tumbuh sebesar 4% dari target 10%. Capain tersebut pun terbilang menurun yaitu hingga 8,8% dibandingkan pada 2017.

"Tentu menjadi pertanyaan kalau ada perubahan yang menghambat investment orang cenderung lari pada indikator ICOR," ujar Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Muhammad Nawir Messi dalam diskusi publik, di Jakarta Selatan, Kamis (7/2).

Menurut Nawir, nilai ICOR Indonesia sempat memburuk pada periode 2011-2015. Pada tahun 2011, ICOR Indonesia berada pada level 5,02% dan mengalami peningkatan menjadi 6,64% pada 2015. Dia menjelaskan bahwa semakin besar nilai ICOR maka semakin tidak efisien investasi suatu negara.

"Saya garis bawahi sepanjang 2011-2015 ada proses makin memburuk yaitu ICOR nya semakin membesar," kata dia.

Sejak 2016 hingga 2018 ICOR di Indonesia mengalami perbaikan yang mencapai level 6,3%. Meski demikian angka ini jauh lebih besar dibandingkan negara se-kawasan. Diketahui, ICOR Malaysia pada periode yang sama hanya berada pada level 4,6%, disusul Thailand sebesar 4,5%, dan yang terendah Filipina sebesar 3,7%.

ICOR sendiri dipahami sebagai kebutuhan investasi terhadap peningkatan 1% produk domestik bruto (PDB). Artinya, untuk meningkatkan PDB sebesar 1% membutuhkan peningkatan investasi sebanyak 6% dari PDB nya.

Jadi, jika suatu negara berada pada lebel ICOR 6% dengan setiap penambahan PDB sebesar Rp1 diperlukan investasi tambahan sebesar Rp6. 

Sponsored

Oleh karena itu, dari perhitungan tersebut terlihat bahwa negara yang memiliki nilai ICOR 3% jelas lebih efisien dibandingkan negara yang memiliki nilai ICOR 6%.

"Kalau lihat perbandingan ICOR negara se-kawasan kita ini relatif tidak efisien dibandingkan hampir semua negara Asean apalagi dibandingkan Malaysia Filipina, Thailand kita ketinggalan. Something wrong, banyak masalah," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid