Inflasi April 2019 capai 0,44%

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sepanjang April 2019 sebesar 0,44%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 136,47. Dari total 82 kota, 77 kota di antaranya mengalami inflasi dan 5 kota lainnya mengalami deflasi. 

"Inflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 1,3% dengan IHK sebesar 140,66 dan terendah terjadi di Pare-Pare sebesar 0,03% dengan IHK sebesar 129,245 dan 143,56,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (2/5).

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,27% dengan IHK sebesar 131,74 dan terendah terjadi di Maumere sebesar 0,04% dengan IHK sebesar 126,03.

Suhariyanto menjelaskan pemicu utama inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh Indeks Kelompok Pengeluaran (IKP).

Inflasi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,45%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,19%; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,12%.

Selanjutnya, kelompok sandang sebesar 0,15%; kelompok kesehatan sebesar 0,25%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03%; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28%.

Secara tahunan, tingkat inflasi mencapai 2,83%. Dengan demikian, inflasi Januari-April 2019 tercatat 0,8%. Angka inflasi tersebut lebih tinggi bila dibanding Maret 2019 yang sebesar 0,11% atau 2,48% secara tahunan.

Berdasarkan komponennya, Suhariyanto menjelaskan, inflasi April 2019 disebabkan oleh inflasi inti. BPS mencatat inflasi inti kuartal I-2019 (Januari-April) mencapai 0,89% atau 3,05% secara tahunan (April 2019 terhadap 2018).

Sedangkan berdasarkan komponen energi, justru mengalami deflasi sebesar 0,19% atau terjadi penurunan indeks dari 161,37 pada Maret 2019 menjadi 161,07 pada April 2019.

Dihitung secara kumulatif (Januari-April) 2019, komponen ini mengalami inflasi sebesar -1,09% atau 0,61% secara tahunan (April 2019 terhadap April 2018).