sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tol Trans-Sumatera ditargetkan tuntas 2024, pembebasan lahan masih jadi kendala

Penyambungan backbone atau koridor utama dilakukan oleh PT Hutama Karya.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 25 Nov 2020 16:36 WIB
Tol Trans-Sumatera ditargetkan tuntas 2024, pembebasan lahan masih jadi kendala

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengungkapkan Jalur Tol Trans-Sumatera (JTTS) mulai tersambung dari ujung utara hingga selatan, dari Aceh hingga Lampung di 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Umum Sekretariat BPJT Mahbullah Nurdin. Dia mengatakan, penugasan untuk menyambungkan backbone atau koridor utama Tol Trans-Sumatera tersebut telah diberikan kepada perusahaan pelat merah PT Hutama Karya (Persero). 

"Target dari Hutama Karya dan pemerintah, diharapkan backbone Bakauheni, Lampung sampai Aceh itu sudah tersambung di 2024. Terkoneksi. Kami berharap HK (Hutama Karya) bisa menyelesaikan Tol Trans-Sumatera hingga 2024, kami optimistis," katanya dalam video conference, Rabu (25/11).

Mahbullah menyampaikan, saat ini di lintas Sumatera telah tersambung dari Bakauheni, Lampung hingga Kayu Agung, Palembang. Selanjutnya, pembangunan jalan tol akan terus disambung ke utara Sumatera hingga 2024 sepanjang 2.300 kilometer.

Dengan adanya tol tersebut, ucapnya, telah menghemat waktu tempuh dari yang semula delapan jam perjalanan, menjadi kurang dari lima jam perjalanan. 

"Selama ini masyarakat tidak mengetahui kalau di Sumatera ada tol. Dengan adanya jalan tol, yang biasanya delapan jam perjalanan, sekarang kurang dari lima jam," ucapnya.

Di sisi lain, dia menyebut masih terdapat sejumlah kendala dalam proses pembangunan jalan tol di Sumatera, yaitu terkait persoalan lahan yang belum dibebaskan, serta adanya sejumlah lahan yang masuk ke lahan konservasi, seperti di jalur tol Pekanbaru-Dumai.

"Memang kendala masih ada terkait masalah lahan, yang tentunya kami harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Selain itu, di lahan-lahan tersebut ada banyak lahan konservasi," tuturnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid